Hahaha.
Bagi orang-orang yang sudah cukup mengenal gw tentu mengerti apa yang akan gw tulis di sini hanya berdasarkan judulnya. Ya, kaum itu.
Sebelumnya gw ingin meminta maaf jika ada orang yang membaca tulisan gw ini dan merasa tersinggung. Sungguh, it's nothing personal. Cukup lama sebenarnya gw kepingin bikin tulisan ini, mempertimbangkan dampaknya nanti kalau sudah "terbit". Karena topik ini sebenarnya bisa sama sensitifnya dengan topik yang berkaitan dengan SARA. Hopefully, I've found the right approach to it.
First, imagine : kalian nonton.. let's say Friends. Suatu hari Joey bertemu dengan seorang cewek hot dan menyenangkan di Central Perk. Withouth hesitation Tribbiani mendekat dan mengumandangkan pick up line andalannya : "hey, how you doin'?". Si cewek kemudian tersenyum and bam! just like that mereka kenalan. Cewek ini nggak merasa tersinggung, atau males, atau mengeluarkan komentar-komentar ketus (baca : nyelekit) atau pergi begitu aja. Dan kita yang menonton pun nggak mengernyit. Intinya itu normal buat mereka dan kita. People meet someone new everywhere.
Atauuu. Udah nonton You've Got Mail? Yep, complete stranger met through the server and became good friends (they even hit it off at the end of the movie). Yaya, gw tau ini rekayasa. Tapi toh kita nggak pernah menganggap perkenalan mereka itu weird and awkward or even gross. It was normal. They use the network to its full potential. Networking.
Lalu bayangkan kalau itu terjadi di sini. Boro-boro kenalan lewat FB atw Fs, ketemu di mall yang notabene nya udah bisa ngeliat the whole package aja kita masih males. Dapet sms yang isinya : "hAy, LeH kNal?" kayaknya nistaaaa banget sampe bisa bikin kita ngomel-ngomel seharian. Coba kalo Jonathan Rhys Myers yang sms dengan kalimat "hEy cAn I gEt tO knOw yOu?" what will you do?
Personally gw juga nggak suka metode kenalan ini. Lebih sering mengganggu daripada menyenangkan. Menurut gw handphone, e-mail, dan account Fb gw adalah barang pribadi gw. People have to earn the access. Either they're my family, good friends, a friend of a friend, my seniors, my juniors, people I met during some events, and so on. I have to meet them personally first. I tend to communicate with people outside this category on a professional basis. Jadi kalo ada orang yang tanpa ba-bi-bu langsung ngeadd gw dan gw nggak kenal, maaf aja harus gw ignore. Sama halnya dengan orang-orang yang entah dari mana dapet nomor hp gw ngsms gw dengan tulisan yang amat sangat susah dicerna ngajak gw kenalan. Mending kalo kenalan trus beneran jadi good friends. Ini baru juga dua hari kenal udah coba-coba ngomong aku-kamu, nanya-nanya udah makan atau belum. Please deh, bukan urusan lo banget. Udah gitu kalau smsnya nggak dibales suka miskol-miskol!
Haha. Udah lama sih gw nggak mengalami yang beginian, karena nomor hp gw sempet ganti, tapi beberapa teman dan bahkan pacar gw masih beberapa kali mengalami hal ini. Gw nggak sepenuhnya menyalahkan orang-orang ini sih, after all "leh kenal?" itu kan semacam istilah lain dari "how you doin?". Kenapa sih begitu sampai di telinga kita kedengerannya beda banget? Dan kenapa gaya kenalan yang kayak gini merajalela banget? Friendster seakan tenggelam di tengah-tengah tumpukan "leh kenal". Facebook pun sepertinya mulai terjalar.
Karena gw pengen tulisan ini sifatnya netral (or maybe not so), mari kita renungkan kembali :
1. Bagi kita orang yang nggak suka sama gaya kenalan seperti ini coba deh buka mata. Kalau mau menolak lebih halus sedikit karena toh mereka juga manusia yang bisa sakit hati.
2. Bagi orang-orang yang menerapkan metode ini, tolong deh dijaga sedikit mannernya. Orang-orang tuh pada intinya nggak suka lohh sama gaya SKSD. It's one thing to be friendly, it's a whole other thing to be intrusive.
So there's that. Apa yang ingin gw sampaikan tanpa harus ngomel-ngomel. Haha.
PS: Gw tetep akan meng-ignore orang-orang yang ngeadd gw tanpa ada hubungan apapun. If I wanna make friends, I'll meet them in person.
Bagi orang-orang yang sudah cukup mengenal gw tentu mengerti apa yang akan gw tulis di sini hanya berdasarkan judulnya. Ya, kaum itu.
Sebelumnya gw ingin meminta maaf jika ada orang yang membaca tulisan gw ini dan merasa tersinggung. Sungguh, it's nothing personal. Cukup lama sebenarnya gw kepingin bikin tulisan ini, mempertimbangkan dampaknya nanti kalau sudah "terbit". Karena topik ini sebenarnya bisa sama sensitifnya dengan topik yang berkaitan dengan SARA. Hopefully, I've found the right approach to it.
First, imagine : kalian nonton.. let's say Friends. Suatu hari Joey bertemu dengan seorang cewek hot dan menyenangkan di Central Perk. Withouth hesitation Tribbiani mendekat dan mengumandangkan pick up line andalannya : "hey, how you doin'?". Si cewek kemudian tersenyum and bam! just like that mereka kenalan. Cewek ini nggak merasa tersinggung, atau males, atau mengeluarkan komentar-komentar ketus (baca : nyelekit) atau pergi begitu aja. Dan kita yang menonton pun nggak mengernyit. Intinya itu normal buat mereka dan kita. People meet someone new everywhere.
Atauuu. Udah nonton You've Got Mail? Yep, complete stranger met through the server and became good friends (they even hit it off at the end of the movie). Yaya, gw tau ini rekayasa. Tapi toh kita nggak pernah menganggap perkenalan mereka itu weird and awkward or even gross. It was normal. They use the network to its full potential. Networking.
Lalu bayangkan kalau itu terjadi di sini. Boro-boro kenalan lewat FB atw Fs, ketemu di mall yang notabene nya udah bisa ngeliat the whole package aja kita masih males. Dapet sms yang isinya : "hAy, LeH kNal?" kayaknya nistaaaa banget sampe bisa bikin kita ngomel-ngomel seharian. Coba kalo Jonathan Rhys Myers yang sms dengan kalimat "hEy cAn I gEt tO knOw yOu?" what will you do?
Personally gw juga nggak suka metode kenalan ini. Lebih sering mengganggu daripada menyenangkan. Menurut gw handphone, e-mail, dan account Fb gw adalah barang pribadi gw. People have to earn the access. Either they're my family, good friends, a friend of a friend, my seniors, my juniors, people I met during some events, and so on. I have to meet them personally first. I tend to communicate with people outside this category on a professional basis. Jadi kalo ada orang yang tanpa ba-bi-bu langsung ngeadd gw dan gw nggak kenal, maaf aja harus gw ignore. Sama halnya dengan orang-orang yang entah dari mana dapet nomor hp gw ngsms gw dengan tulisan yang amat sangat susah dicerna ngajak gw kenalan. Mending kalo kenalan trus beneran jadi good friends. Ini baru juga dua hari kenal udah coba-coba ngomong aku-kamu, nanya-nanya udah makan atau belum. Please deh, bukan urusan lo banget. Udah gitu kalau smsnya nggak dibales suka miskol-miskol!
Haha. Udah lama sih gw nggak mengalami yang beginian, karena nomor hp gw sempet ganti, tapi beberapa teman dan bahkan pacar gw masih beberapa kali mengalami hal ini. Gw nggak sepenuhnya menyalahkan orang-orang ini sih, after all "leh kenal?" itu kan semacam istilah lain dari "how you doin?". Kenapa sih begitu sampai di telinga kita kedengerannya beda banget? Dan kenapa gaya kenalan yang kayak gini merajalela banget? Friendster seakan tenggelam di tengah-tengah tumpukan "leh kenal". Facebook pun sepertinya mulai terjalar.
Karena gw pengen tulisan ini sifatnya netral (or maybe not so), mari kita renungkan kembali :
1. Bagi kita orang yang nggak suka sama gaya kenalan seperti ini coba deh buka mata. Kalau mau menolak lebih halus sedikit karena toh mereka juga manusia yang bisa sakit hati.
2. Bagi orang-orang yang menerapkan metode ini, tolong deh dijaga sedikit mannernya. Orang-orang tuh pada intinya nggak suka lohh sama gaya SKSD. It's one thing to be friendly, it's a whole other thing to be intrusive.
So there's that. Apa yang ingin gw sampaikan tanpa harus ngomel-ngomel. Haha.
PS: Gw tetep akan meng-ignore orang-orang yang ngeadd gw tanpa ada hubungan apapun. If I wanna make friends, I'll meet them in person.
1 comments:
heY LeH KnAL?
mbuahaha.. gue juga geli bgt kal sama metode kaya gitu. ganggu.
Post a Comment