Monday, June 15, 2009

Sampah Masyarakat

Di sebelah rumah gue, tinggal sebuah keluarga yang menurut nyokap gue udah sakit jiwa. Mobilnya banyak, punya supir, tapi peliiiittt banget. Bahkan untuk bayar tukang sampah aja nggak mau. Ini yang mengganggu. Instead of bayar tukang sampah untuk ngangkut sampah di rumahnya, mereka memilih untuk menimbun dan ketika udah banyak lalu dibakar. Gila apa? Bayar tukang sampah berapa sih emangnya? Dibanding bayar pembantu-pembantunya yang brengsek-brengsek itu?
Coba deh, lo hidup dalam komplek pemukiman, bukan di pinggir jalan. Face it, you have neighbours. Sangat nggak sopan dan nggak peka menurut gue, kalo lo tiba-tiba ngebakar sampah yang bejibun itu tanpa memperhitungkan asap yang ke mana-mana. Masalahnya tiap kali bakar sampah tuh asap masuknya ke rumah gue. And it's really disturbing. Udah baunya nggak enak, and who the hell know what were they burning? It could be toxic waste for all I care!
Maksud gue, apa sih susahnya bayar tukang sampah? Duitnya kan banyak. Lagian itu kan nggak cuma menguntungkan warga sekitar, tapi juga bagi-bagi rejeki sama si tukang-tukang sampah itu. Sama pemulung. Lagipula kalau udah di tangan mereka kan sampah-sampah itu bisa didaur ulang juga. Segitu nggak peka lingkungannya ya mereka? Orang-orang kayak gini nih yang bakal bikin bumi makin cepet matinya.
Oh iya. Dan mereka itu BEBAL! One night, mereka bakar sampah (bayangkan! malem-malem asap masuk ke kamar gue banyak bgt!) dan diomelin abis-abisan sama nyokap gue. I didn't get to hear what the pembantus said but they must have said something nasty because my mom got really angry she called them names. Harusnya kapok dong ya? Nope. They did it again just now. Dan tebak apa yang dilakukan the pembantus ketika nyokap gue ngomel lagi? They just ignored her and went into the house.
Amat sangat nggak sopan. Gila apa tuh satu rumah begitu semua orangnya? I think it's contagious. Gue bingung harus gimana menghadapi orang-orang kayak gitu. Nggak bisa didiemin juga, because they live next door, and we gotta deal with them everyday.

Semoga teman-teman gue nggak kayak gitu ya? Ayolah, peka sama tetangga, meskipun nggak kenal. Nggak ada ruginya kan? You don't know, you might need them someday. :)

0 comments: